Komposer Besar Muslim Yang Tidak Cinta Dunia, Alfarabi

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Komposer Besar Muslim Yang Tidak Cinta Dunia, Alfarabi
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Komposer Besar Muslim Yang Tidak Cinta Dunia, Alfarabi Selama ini kita hanya tahu kalau jagoan musik itu orang-orang seperti Mozart, Bach, atau komposer-komporser barat lainnya. Padahal jauh sebelumnya, dunia Islam sudah melahirkan seorang musisi jenius: Al Farabi!

Nama sebenarnya Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Beliau lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam Wilayah Wasij di Turki. Bapaknya merupakan seorang anggota tentara yang miskin tetapi semua itu tidak menghalanginya untuk menimba ilmu di Baghdad. Kenapa di Baghdad, ini karena pada zaman itu semua ilmu memang berkumpul di Syria atau Irak.

Setelah beberapa waktu lamanya tinggal di Irak, Al Farabi memutuskan hijrah ke Damsyik, sebelum meneruskan perjalanannya ke Halab. Semasa di sana, beliau berkhidmat di istana Saif al-Daulah dengan gaji empat dirham sehari. Hal ini menyebabkan dia hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.

Walaupun Al-Farabi merupakan seorang yang zuhud, tetapi beliau bukan seorang ahli sufi. Beliau merupakan seorang ilmuwan yang cukup terkenal pada zamannya. Dia berkemampuan menguasai pelbagai bahasa.

Bicara soal keahliannya yang utama apalagi kalo bukan dalam soal musik. Lagu yang dihasilkannya meninggalkan kesan secara langsung kepada pendengarnya. Selain mempunyai kemampuan untuk bermain musik, beliau juga telah mencipta satu kesenian yang kelak jadi identitas orang Arab. Apalagi kalo bukan musik gambus.

Tapi kemampuan Al-Farabi bukan sekadar itu. Beliau juga memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dalam bidang kedokteran, sains, matematika, dan sejarah. Satu lagi keterampilannya sebagai seorang ilmuwan yang terulung dalam bidang falsafah. Bahkan kehebatannya dalam bidang ini mengatasi ahli falsafah Islam yang lain seperti Al-Kindi dan Ibnu Rusyd.

Di bidang musik, sumbangan terbesarnya dalam sejarah adalah sebuah buku yang berisi tentang pengajaran dan teori musik Islam: Al-Musiqa. Asal tahu saja, buku ini sampai sekarang masih dianggap jadi buku musik yang terpenting dalam bidang musik di seluruh dunia. Soalnya, Al-Farabi konon yang pertama meletakan dasar-dasar tentang not balok dan segala sesuatu yang berhubungan dengan musik-musik modern zaman sekarang.

Sebagai seorang ilmuwan yang tulen, Al-Farabi turut memperlihatkan kecenderungannya menghasilkan beberapa kajian dalam bidang kedokteran. Walaupun kajiannya dalam bidang ini tidak menjadikannya masyhur tetapi pandangannya sudah memberikan sumbangan yang cukup bermakna terhadap perkembangan ilmu kedokteran di zamannya.

Al-Farabi terdidik dengan sifat qanaah (sederhana). Sifat itu menjadikan beliau seorang yang amat sederhana, tidak gila akan harta dan tidak cinta dunia. Beliau lebih menumpukan perhatian untuk mencari ilmu daripada mendapatkan kekayaan duniawi. Sebab itulah Al-Farabi hidup dalam keadaan yang miskin sehingga beliau menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 950M (339H).


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News CoinMarketcap]

Pangeran Penakluk Arab Saudi Mohammed bin Salam

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pangeran Penakluk Arab Saudi “Mohammed bin Salam”
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Pangeran Penakluk Arab Saudi “Mohammed bin Salam” » Sejak pimpinan tertinggi dijabat Raja Salman pada awal tahun 2015 lalu, Kerajaan Arab Saudi mengalami perubahan besar-besaran. Namun, aktor “pengguncang” negara itu bukanlah Rajanya, melainkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang merupakan anak kandung Raja Salman.

Putra Mahkota yang dikenal dengan sapaan MBS ini dicatat sebagai Menteri Pertahanan termuda di dunia. Di usia 32 tahun, dia tak hanya memainkan peran penting dalam perseteruan regional dengan Syiah Iran dan perang di Yaman, tapi juga melakukan “pembersihan” di lingkungan kerajaan dari praktik korupsi.

MBS yang juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Kerajaan Saudi ini, juga merombak image negaranya dari konservatif menuju ke arah moderat, bahkan akan menyaingi Barat dalam bidang tertentu melalui program reformasi “Vision 2030”.

Dikutip dari Al Jazeera dalam terbitan hari Kamis (9/11/2017), putra Raja Salman ini lahir pada tanggal 31 Agustus 1985. Ibunya, Putri Fahda binti Falah bin Sultan bin Hathleen, berasal dari suku Ajman, yang pemimpinnya adalah ayah sang putri, Rakan bin Hathleen.

Pada tahun 2008, Pangeran Mohammed bin Salman menikahi Putri Sarah binti Mashhoor bin Abdulaziz al-Saud. Pasangan ini memiliki tiga anak.

Menempuh pendidikan dasar di Riyadh, ibu kota negara Saudi , di mana dia berada di antara 10 besar siswa dari kerajaan. Pengeran Mohammed bin Salman memperoleh gelar sarjana hukum dari King Saud University. Sepanjang waktunya sebagai mahasiswa, Pangeran Salman terdaftar dalam berbagai program pelatihan.

Kehidupan Profesional

Setelah lulus, Pangeran Mohammed bin Salman mendirikan sejumlah perusahaan sebelum terlibat dalam pekerjaan di pemerintahan. Dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Riyadh Competitive Council (Dewan Kompetitif Riyadh), Penasihat Khusus Ketua Dewan untuk Yayasan King Abdulaziz, dan sebagai anggota dewan pengawas bagi masyarakat Albir untuk pembangunan.

Sebagai bagian dari karya filantropisnya, dia juga mendirikan MiSK Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja untuk menumbuhkan pembelajaran dan kepemimpinan para pemuda Saudi. Organisasi ini juga mengembangkan perusahaan pemula di Saudi melalui berbagai program inkubasi bisnis.

Pada tahun 2013, dia dianugerahi penghargaan “Personality of the Year” oleh Forbes Middle East untuk perannya sebagai ketua Yayasan MiSK. Penghargaan ini sebagai pengakuan atas dukungannya terhadap pemuda Saudi dan perkembangannya.

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pangeran Penakluk Arab Saudi “Mohammed bin Salam”

Politik

Pangeran Mohammed bin Salman memulai perjalanan politiknya saat dia menjadi penasihat penuh waktu untuk Dewan Menteri selama dua tahun pada 2007.

Pada tahun 2009, dia menjadi penasihat khusus untuk ayahnya, yang merupakan Gubernur Riyadh pada saat itu, dan terus melayani komisi ahli kabinet Saudi sebagai konsultan paruh waktu sampai Maret 2013.

Pangeran Mohammed bin Salman ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Saudi pada tanggal 23 Januari 2015, setelah ayahnya naik takhta. Pada tahun yang sama, dia diangkat sebagai Wakil Putra Mahkota.

Langkahnya yang paling menonjol selama menjabat Menteri Pertahanan adalah memimpin “Operation Decisive Storm”, sebuah serangan Koalisi Arab yang dipimpin Saudi, di Yaman untuk memerangi pemberontak Houthi. Operasi diluncurkan hanya dua bulan setelah dia diangkat jadi menteri.

Namanya, semakin menjadi sorotan dunia setelah bulan ini komite anti-korupsi yang baru dibentuk menangkap 11 pangeran, empat menteri senior, banyak mantan menteri serta para pengusaha terkait dugaan korupsi. Penangkapan massal dalam operasi “sapu bersih korupsi” di Saudi ini atas perintah MBS.

Pada bulan April 2016, Dia memperkenalkan program reformasi “Vision 2030”, sebuah visi Arab Saudi tentang masa depan, yang bertujuan menjadikan Kerajaan sebagai jantung dunia Arab dan Islam. Program itu juga untuk menjadi Saudi sebagai sebuah pusat investasi, dan “pemain penting” tiga benua.

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pangeran Penakluk Arab Saudi “Mohammed bin Salam”
Inisiatif reformasi itu berusaha untuk melakukan diversifikasi dan privatisasi ekonomi, dan untuk mengurangi ketergantungan Saudi pada sektor minyak. Pada tahun 2030, inisiatif ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem e-government.

Pangeran Mahkota juga telah meminta pembangunan di sektor hiburan yang lebih banyak di Kerajaan tersebut. Di bawah pengaruhnya, kabinet Saudi mengeluarkan peraturan untuk memangkas kekuasaan polisi agama, dan sebuah otoritas hiburan didirikan pada Mei 2016.

Dalam upayanya untuk mengganti tradisi, dia juga melibatkan ilmuwan Muslim muda Saudi yang aktif di media sosial. Salah satu gebrakannya adalah dibolehkannya para perempuan untuk mengemudikan mobil yang selama ini ditentang keras para ulama konservatif. Beberapa tahun mendatang, Saudi juga membebaskan perempuan untuk menonton olaharga di stadion.

Bahkan, dalam program reformasi yang dicanangkan MBS, Saudi berencana membangun resort di Laut Merah yang membebaskan para wanita mengenakan bikini.


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News SI/Aljazeera]

Kisah Taubatnya Ulama Fudhail Bin Iyadh

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Kisah Taubatnya Ulama Fudhail Bin Iyadh
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Kisah Taubatnya Ulama Fudhail Bin Iyadh - Hidayah merupakan karunia Allah. Dia memberikannya kepda siapa saja yang dikehendakinya. Termasuk kepada penjahat sekalipun. Imam adz-Dzahabi pernah menceritakan kisah seorang pencuri yang bertaubat, kekmudian dia menjadi seorang ulama.

Beliau menceritakan, “Adalah Al fudhail bin Iyadh dulunya sorang penyamun yang menghadang orang-orang di daerah antara Abu warda dan Sirjis. Awal mulanya beliau pernah terpikat seorang wanita Suatu malalm beliau menyelinap ke rumah wanita tersebut,” ketika beliau memanjat tembok, tiba-tiba saja beliau mendengar seserang membaca ayat

“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka guna meningat Alah serta tunduk kepada kebenaran yang tleh turun kepada mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah turun Al Kitab kepadanya, kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang fasiq (QS Al Hadid 16)”

Tatkala mendengarnya beliau gemetar dan berkata, “Tentu saja wahai rabb ku. Sungguh telah tiba saatku (untuk bertaubat).” Belliau pun turun ke reruntuhan bangunan, tempat beliau tinggal. Tiba-tiba saja sekelompok orang yang lewat. Sebagian mereka berkata, “Kita jalan terus!” dan sebagian yang lain berkata, “Kita jalan terus sampai pagi, karena biasanya Fudhail menghadang kita di jalan ini,” “fudhail menceritakan,” Kemudian aku merenung dan bergumam.” “aku menjalani kemaksiatan-kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku bertaubat kepadaMu dan aku jadikan taubat itu denga tinggal di Baitul Haram.

AYat itulah yang menyadarkan seorang Fudhail bin Iyadah dari kelalaian yang panjang. Hingga akhirya beliau menjadi ulama senior di kalangan tabi’in, sekaligus dikenal sebagi ahli ibadah yang zuhud. Ayat itu pula yang menyadarkan Malik bin Dinar yang pada gilirannya menjadi ulama terkemuka di zamannya.

Ayat di atas menjadi teguran yang halus, sekaligus menohok’ terhadap orang-orang yang telah menyatakan dirinya beriman. Halus, karena ALLah menyentuh dengan sapaan “orang-orang yang beriman.” Bukan dengan kalilmat “orang-orang yang durhaka”. Menohok karena setiap orang yang merasa dirinya beriman pasti terhenyak ketika menghayati ayat ini. Ini menimbulkan kesadaran, betapa tidak layaknya seseorang sebagai orang beriman,Jika hati dan perbuatannya tidak mencerminkan sebagai orang beriman- Yang terkadang masih menyepelekan dosa-dosa, menomor duakan perintah Allah dan RasulNya. Ditambah lagi merasa enjoy berlama-lama dengan kondisi seperti itu.

Rasulullah saw bersabda,

Sesungguhnya seorang mukmin membayangkan dosa-dosanya seperti duduk di kaki gunung dan ia takut tertimpa olehnya. Sedangkan seorangyang pendosa menganggap dosanya seperti lalat yang hinggap dihidungnya lalu dikibasnya (HR Tirmidzi).

Para sahabat yang demikian taat pun menganggap bahwa ayat ini sebagai teguran untuk mereka. Abdullah bin Mas’ud berkata, Jarak antara keislaman kami dengan teguran Allah pada ayat ini adalah 4 tahun,: sementara Abdullah bin Abbas mengatakan “Sesungguhnya Allah menganggp lambat hati orang-orang dalam merespon (ayat-ayatnya) lalu Allah menegur mereka setelah 13 tahun sejak diturunkannya ayat !” yakni teguran dengan ayat ini.

Jika demikian, tentulah kita lebih layak menjadi obyek dari teguran Allah dalam ayat ini. Memang kita telah banyak mendengar ayat Allah dibacakan, juga membaca dan mempelajarinya, alhamdulillah. Namun jujur kadang hati dan jasad belum juga khusyuk. Hati belum fokus dan konsen terhadap peringatan dari Allah . Ayat-ayat dan hadits Nabi saw tentang larangan, sering pula mampir di telinga, ancamannya pun kerap kita baca. Namun seberapakah efek peringatan itu terhadap hati dan tindakan kita? Seakan masih menunggu waktu atau masih merasa panjang waktu kita untuk bersenang-senang dan bersibuk-sibuk dengan dunia.

Seolah kita tahu berapa jatah umur kita hidup di dunia lalu dengan ‘pede’nya merencanakan untuk menyisihkan waktu saat taubat beberapa saat saja diujung usia. Alangkah lancangnya kita dengan taqdir Allah. Kita lupa bahwa angan-angan manuis itu melampui batas ajalnya. Kematian bisa saja datang sebelum kita menyelesaikan separuh atau bahkan seperempat dari rencan yang kita buat.

Sementara setan terus menghembuskan bisikan yang memabukkan’ dan berdampak mematikan hati. Bisikan itu adlah ‘taswif, bujukan utntuk menunda kebaikan dan taubat dengan kalimat beracun, “nanti!” Setan membisikan kata itu setiap kali tercetus hasrat di hati untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Karena itulah, Ibnul qayyim Al Jauziyah mengatakan ‘innat taswif min junuudi ibllis’, sesungguhnya taswif (mengatakan nanti untuk kebaikan) adalah satu tentara iblis”.

Membaca ayat di atas mestinya kita tersadar, Allah masih memberi kesempatan kita untuk bertaubat dan menyuruh kita bersegera kembali kepadaNya setelah sekian lama teledor dan lalai. Dan kita tidak tahu, seberapa lama lagi Allah masih memberi kesempatan dan menunggu kita untuk memperbaiki diri.

Allahuma a inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadtika… Ya Allah aku memohon pertolongan Mu untuk bisa mengingatMu dan bersyukur kepadaMu serta dalam khusyu beribadah kepadaMu

(disadur, AR Risalah Media , Menata Hati menyentuh Ruhani)


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News eramuslim]

Muhammad Yamin Berseteru Dengan HAMKA

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Muhammad Yamin Berseteru Dengan HAMKA
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Muhammad Yamin Berseteru Dengan HAMKA - Tatapannya begitu tenang. Tak ada rasa benci di sana. Tak ada dendam. Hamka benar-benar menjalani kehidupan dengan lapang dada. Sebelum wafatnya Soekarno, seorang tokoh Bangsa, Mohammad Yamin sempat berseteru dengan Hamka. Hal ini bermula dari gaung Hamka digedung konstituante Bandung, yang menyerukan agar Indonesia berdasarkan dengan Islam.

Masyumi sebagai pimpinannya, mengajukan dasar negara berdasarkan Islam. “..Bila negara kita ini mengambil dasar negara berdasarkan Pancasila, sama saja kita menuju jalan ke neraka …“ lantang Hamka dengan tegas. 

Walau akhirnya, Hamka memberikan sumbangan toleransinya. dengan menerima tafsiran bahwa Tuhan yang dimaksud dalam Pancasila adalah Allah Maha Esa, dan karena-Nya, berkat rahmat-Nya, Indonesia dapat merdeka hingga saat ini.

Property Pribadi Suriya-Aceh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Muhammad Yamin Berseteru Dengan HAMKA
Tentu saja para hadirin dalam sidang paripurna Konstituante itu terkejut mendengar pernyataan Hamka. Mr. Moh. Yamin sebagai seorang anggota Konstituante turut terkejut atas pernyataan sang Buya. Yamin tidak saja marah, berlanjut menjadi benci. 

Moh Yamin tidak dapat menahan kebencian- nya baik bertemu dalam acara resmi, seminar kebudayaan dan sama-sama menghadiri sidang Konstituante, kebencian itu tetap tak dapat dihilangkannya.

Saat di rumah, Hamka kedatangan tamu Buya KH. Isa Anshari. Ulama sekampung dengan kampung Hamka, Maninjau, beliau sudah lama bermukim di Kota Bandung Dalam acara makan siang, Buya KH. Isa Anshari bertanya kepada Hamka, “Apa masih tetap Yamin bersitegang dengan Hamka?

Sang Buya menjawab, “Rupanya bukan saja wajahnya yang diperlihatkan kebenciannya kepada saya, hati nuraninya pun ikut membenci saya.

(Sejarah mencatat ketika itu , Muhammad Yamin sangat mendukung upaya soekarno melibas semua bentuk pemberontakan, yang salah satunya pemberontakan PRRI di Sumatera Barat, kampung asal beliau sendiri . Beliau menolak keras pemberontakan itu, dan setuju sukarno membubarkan masyumi yang dicurigai tokoh-tokohnya merupakan terduga dalang dibalik pemberontakan itu).

Bertahun-tahun setelah dekrit di mana Soekarno kemudian membubarkan Konstituante, parlemen sehingga Sukarno kembali menetapkan UUD ’45 dan Pancasila sebagai dasar negara, terjadi peristiwa yang luar biasa.

Tahun 1962; Dua tahun setelah pembubaran Masyumi, Mr. Moh. Yamin jatuh sakit parah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, RSPAD. Ia meminta Chairul Saleh menghubungi Buya Hamka.

Telepon berdering di Kebayoran. Suara Menteri Chairul Shaleh dari balik telepon membujuk Hamka agar Hamka dapat menemui Moh. Yamin yang sedang di Rumah Sakit. Tentu saja, Hamka dengan senang menyambut seruan itu.

Buya, saya membawa pesan dari Bapak Yamin. Beliau sakit sangat parah. Sudah berhari-hari dirawat. Saya sengaja datang menemui Buya. Ada pesan dari Pak Yamin, mungkin merupakan pesan terakhir.“ “Apa pesannya?” tanya Hamka.

Pak Yamin berpesan agar saya menjemput Buya ke rumah sakit. Beliau ingin menjelang ajalnya, Buya dapat mendampinginya, sekarang Pak Yamin dalam sekarat.” Sang Buya agak tercengang mendengar pesan Pak Yamin itu. Teringat kembali sikap bermusuhan dan membencinya.

Apalagi pesan Pak Yamin?” Kembali Hamka bertanya kepada menteri yang ditugaskan Pak Yamin itu. “Begini Buya, yang sangat merisaukan pak Yamin, beliau ingin bila wafat dapat dimakamkan di kampung halamannya yang telah lama tidak dikunjungi. Beliau sangat khawatir masyarakat Talawi tidak berkenan menerima jenazahnya. Ketika terjadi pergolakan di Sumatara Barat, Pak Yamin turut mengutuk aksi pemisahan wilayah dari NKRI. Beliau mengharapkan sekali Hamka bisa menemaninya sampai ke dekat liang lahatnya.

Sang Buya termenung. Banyak pengalaman pahit yang dirasanya selama beberapa tahun ini dengan tokoh yang mengaku wajahnya mirip dengan Patih Majapahit Gajah Mada itu. ”Kalau begitu mari bawa saya ke RSPAD menemui beliau.

Sore itu juga langkah kaki Buya tak tertahankan, menuju lorong VIP Rumah Sakit. Dibukanya pintu itu. Seorang tengah berbaring lemah. Begitu hati ini bergetar. Selang-selang tersambung dengan tubuh Pak Yamin. Belalai-belai alat kedokteran begitu berseliweran. Ingin rasanya mata ini menangis melihatnya, wajah yang begitu lemah. Dijabatnya tangan Yamin, dan dikecup keningnya, tokoh yang selama ini membencinya.

Terima kasih Buya sudi datang.” Lirihnya sangat lemah. Dari kedua kelopak matanya tampak air mata menggenangi matanya. “Dampingi saya,” bisiknya lagi. Tangan Hamka masih terus digenggamnya. Air mata mereka berkumpul di sudut matanya. Dibisikkanya kalam Ilahi, Al Fatiha dengan lembut oleh Hamka. Kalimat tauhid yang berulang-ulang dibisikkan, La ilaha illallah Muhammadan Rasalullah.

Sudah lama sekali..lama..kalimat ini, tak terlafal. Begitu lemah, suara itu mengikuti gerak bibir Hamka. Berulang-ulang, kalimat tauhid itu terlafal. Genggaman tangan itu semakin kuat. Suaranya tak terdengar lagi. Hanya isyarat genggamanan menguat. Terakhirkali, Hamka membisikkan kalimat “tiada Tuhan selain Allah” ke telinganya. Tidak ada respon. Hamka merasa genggaman Pak Yamin mengendur dan terasa dingin dan terlepas dari genggamannya.

Seorang dokter datang memeriksa. Dokter itu memberitahu Pak Yamin sudah tidak ada lagi. “Innalillahi wa inna lillaihi rajiun.”Tokoh yang bertahun-tahun sangat membenci Hamka, diakhir hayatnya meninggal dunia sambil bergenggaman tangan dengan sang Buya.

Sungguh,tak ada yang begitu terkenang kecuali dengan akhlak sang Buya. Senyumnya, kelembutannya, ketegasannya dalam hal akidah. Jiwa maafnya yang selalu terbuka, terlapang. Salam takjim untuk Buya Hamka Rahimahullah. Semoga Allah merahmatimu wahai Buya.

di Tulis Oleh: Rizki Lesus (Penggiat JIB)


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News eramuslim]

Alm Hasyim Muzadi, Inilah Kiprah Perjalanan Hidup

Property Pribadi Suriya-Aeh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Alm Hasyim Muzadi, Inilah Kiprah Perjalanan Hidup
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Alm Hasyim Muzadi, Inilah Kiprah Perjalanan Hidup - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi tutup usia pada Kamis (16/3/2017) pagi.

KH Hasyim Muzadi meninggal dunia sekitar pukul 06.15 WIB di kediamannya, Pesantren Al Hikam, Kota Malang, Jawa Timur.

Selama hidupnya, KH Hasyim Muzadi memang dikenal sebagai tokoh PB Nahdlatul Ulama. Pendiri pesantren Al Hikam di Malang dan Depok ini kemudian dipilih menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama pada periode 1999-2004.

Setelah itu, Hasyim Muzadi sempat terjun ke perpolitikan nasional dengan menjadi calon wakil presiden pada Pemilu 2004.

Ketika itu, Hasyim mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang maju sebagai calon presiden.

Pasangan Mega-Hasyim sempat maju ke putaran kedua pada Pilpres 2004. Namun, pada putaran kedua pasangan Mega-Hasyim dikalahkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dengan perolehan persentase suara 60,62 persen-39.38 persen.

Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Hasyim kemudian ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Berikut profil dan perjalanan karier KH Hasyim Muzadi selengkapnya, dikutip dari data Litbang Harian Kompas:

Nama Lengkap: Hasyim Muzadi
Tempat, Tanggal Lahir: Tuban, Jawa Timur, 8 Agustus 1943
Agama: Islam
Jabatan: Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (2 Desember 2004-2009)
Alamat:
– PBNU Jl. Kramat Raya No. 168 Jakarta Pusat, Telp. (021) 3914013, 3914014, Faks. (021) 3914013
– Pondok Pesantren (Mahasiswa) Al Hikam, Jl. Cengger Ayam No. 25, Malang, Jawa Timur

PENDIDIKAN:

Umum:
– Madrasah Ibtidaiyah Bangilan, Tuban
– SMP, Tuban
– Kuliyatul Muallimin Islamiyah (KMI) di Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo
– Kuliyatul Muallimin Islamiyah (KMI) di Pesantren Al-Anwar, Lasem, Rembang
– Pesantren Al-Fadholi, Senori, Tuban
– Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Malang

PERJALANAN KARIER:

Pekerjaan:
– Pendiri Pesantren Al-Hikam, Malang
– Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Malang
Legislative :
– DPRD Kab/Kota dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ( 1972 – 1982 )
– DPRD Provinsi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ( 1986 – 1987 )

KEGIATAN LAIN:

– Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Malang ( 1966 – 1969 )
– Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Malang ( 1969 – 1973 )
– Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Jawa Timur ( 1986 – 1989 )
– Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor ( 1987 – 1991 )
– Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Jawa Timur Nahdlatul Ulama ( 1997 – 2002 )
– Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( 1999 – 2004 )


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News dz/kompas]

Dokter yang Rindu Syahid, Mengenang Rantisi

Property Pribadi Suriya-Aeh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Dokter yang Rindu Syahid, Mengenang Rantisi
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Dokter yang Rindu Syahid, Mengenang Rantisi - Banyak dokter di muka bumi dengan berbagai macam keahlian dan spesialisasinya, tetapi sedikit sekali di antara mereka yang hafal Al-Qur’an dan merindukan syahid di jalan Allah, di antara yang sedikit itu adalah dokter Abdul Aziz Rantisi. Dokter Abdul Aziz Rantisi lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 di desa Bina, terletak di antara Askalan dan Yafa.

Memiliki nama lengkap Abdul Aziz Ali Abdul Hafidz Ar Rantisi merupakan seorang dokter spesialis anak yang pernah bertugas di Rumah Sakit Naser, di lingkungan Kamp Khan Yunis, Jalur Gaza pada tahun 1976.

Beliau aktif disejumlah organisasi dintaranya sebagai anggota Komite Islam, Organisasi Kedokteran Arab di Jalur Gaza. Menjadi dosen di Universitas Islam Gaza sejak dibuka pada tahun 1987 dengan memberikan mata kuliah Ilmu Genetik dan Parasit.

Abdul Aziz Rantisi merupakan murid dari Syekh Ahmad Yasin, tokoh spiritual, qiyadah/ pemimpin pejuang Palestina melawan penjajah Zionis Israel di abad modern ini. Di bawah bimbingan Syekh Yasin, Abdul Aziz Rantisi dapat memahami arti kehidupan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan/ keberuntungan yang sesungguhnya, tegar dalam menghadapi cobaan, tidak terbuai dengan godaan dunia dan yang lebih penting lagi adalah bercita-citanya untuk mati syahid.

Beliau pernah dipenjara ditahanan Kaffar Yunah bersama Sang Guru, Syekh Ahmad Yasin dan beberapa pejuang Palestina lainnya dari Hamas. Di penjara tersebut Abdul Aziz Rantisi melakukan muraja’ah (mengulang) Al-Qur’an yang sudah hafal diluar kepalanya sejak tahun 1990. 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Untuk merealisasikan cita-citanya untuk mati syahid, selain berdo’a, beliau berjuang dengan ikhlas, tidak cinta dunia, tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, tidak mau kompromi dengan Zionis Israel, penjajah yang akan menghancurkan masjid Al-Aqsha, kiblat umat Islam pertama.

Ketika Syekh Ahmad Yasin syahid, Senin, 22 Maret 2004 karena dirudal penjajah Zionis Israel. Maka estafeta/ kelanjutan tampuk qiyadah/ kepemimpinan Hamas diembannya dengan penuh tanggung jawab dan amanah. 

Beliau sebagai qiyadah/pemimpin pengganti Syekh Ahmad Yasin sangat hati-hati terhadap uang atau materi dan amanah merupakan bagian dari hidupnya, sehingga beliau ditsiqahi (dipercaya) oleh pengikut dan pendukungnya.

Ada kata-kata hikmah yang menjelaskan Tiada Tsiqah Tanpa Amanah, artinya bagaimana mungkin seseorang akan tsiqah (percaya) kalau orang yang diberi amanah apalagi sebagai qiyadah/ pemimpin dalam bermuamalah dengan anggota atau umat tidak amanah, berbohong, bersilat lidah untuk memperkaya diri atau menyelamat diri sendiri.

Syekh Abu Bakar Al-‘Awawidah, anggota Rabithah Ulama Palestina di Suriah ketika berkunjung ke Indonesia, tepatnya hari Jum’at, 28 September 2007/17 Ramadhan 1428H bercerita kepada penulis tentang saat-saat terakhir kehidupan dr. Abdul Aziz Rantisi setelah dihantam roket penjajah Zionis Israel, Ketika badannya dipenuhi darah, kondisi sudah mulai agak lemah, beliau (Abdul Aziz Rantisi) menunjuk ke kantong celananya, pengawalnya tidak paham apa maksudnya, setelah tangan pengawalnya dimasukkan ke kantong celana dr. Abdul Aziz Rantisi tampaklah beberapa uang, dr. Abdul Aziz Rantisi dengan kondisi tubuh yang sudah lemah meyampaikan pesan kepada pengawalnya, berikan uang tersebut kepada si fulan, Subhanallah, Allah memberikan kesempatan dan peluang kepada dr. Abdul Aziz Rantisi untuk meninggalkan dunia tanpa beban dan hutang serta menunaikan amanah untuk disampaikan kepada yang berhak.

Bahkan sehari sebelum dihantam roket penjajah Zionis Israel, beliau sudah mengambil uang tabungan gajinya selama mengajar di Universitas Islam Gaza dan menghitung hutang yang akan dilunasinya. Termasuk beliau memberikan bantuan untuk biaya pernikahan anaknya, Ahmad. Setelah itu beliau berkata, ”Sekarang, jika saya menemui Tuhanku, maka aku dalam keadaan bersih. Saya tidak memiliki apa-apa dan tidak ada tanggungan apa-apa.”

Pada hari Sabtu, 25 Shafar 1425/ 17 April 2004, dokter yang rindu syahid, dr. Abdul Aziz Rantisi dihantam rudal zionis Israel, Innalillahi wainna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali), QS: Al-Baqarah/ 2: 156, maka tercapailah keinginannya seperti kalimat yang pernah dia ucapkannya: Kita akan mati suatu hari nanti, tiada apa yang dapat mengubahnya. Jika maut disebabkan Apache (helikopter tempur buatan Amerika) atau serangan jantung, saya lebih rela memilih Apache…”

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.(QS: Ali Imran/3: 169). H.

di Tulis Oleh: Ferry nur S.Si/ Sekjen KISPA [email protected]/rz


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News eramuslim]

Tokoh Tabiin Ini Kebal Terhadap Api

Property Pribadi Suriya-Aeh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Tokoh Tabiin Ini Kebal Terhadap Api
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Tokoh Tabiin Ini Kebal Terhadap Api - Pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW, muncullah beberapa orang yang mengaku nabi. Diantara nabi palsu itu muncul di Yaman.

Syurahbil bin Muslim menceritakan, Suatu ketika, ketika Aswad Al-Ansi, seorang yang mengaku-aku sebagai nabi dari negeri Yaman, memerintahkan agar Abu Muslim Al-Khaulani dihadapkan kepadanya. 

Pada saat Abu Muslim telah berada di hadapannya, nabi palsu itu kemudian menyuruh pengawalnya menyiapkan sebuah api unggun yang besar. Ia selanjutnya melemparkan Abu Muslim ke dalamnya.

Akan tetapi, secara ajaib, Abu Muslim ternyata tidak terbakar. Para penasihat Aswad Al-Ansi kemudian berkata, “Jika engkau tidak mengusir orang ini dari daerahmu ini, maka ia akan merusak misimu.” Akhirnya, Aswad Al-Ansi pun memerintahkan Abu Muslim untuk keluar dari Yaman.

Setelah keluar, Abu Muslim lantas pergi ke kota Madinah. Sesampainya di masjid Nabawi, ia lalu menambatkan kudanya dan kemudian masuk ke dalam masjid serta melaksanakan shalat. Kehadirannya itu dilihat oleh Umar bin Khattab sehingga beliau menghampirinya, dan bertanya, “Dari manakah engkau?

Abu Muslim menjawab, “Dari Yaman.

Umar bertanya lagi, “Bagaimana informasi tentang laki-laki yang dibakar oleh si pembohong besar (nabi palsu), namun ternyata tidak terbakar?

Abu Muslim menjawab, “Laki-laki itu bernama Abdullah bin Tsaub (ini adalah nama asli Abu Muslim Al-Khaulani).

Umar pun bertanya, “Aku bertanya dengan nama Allah, engkaukah orangnya?

Abu Muslim menjawab, “Ya.

Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung merangkulnya dan menangis. Ia selanjutnya membawa Abu Muslim ke tempat Khalifah Abu Bakar, dan mempersilahkannya duduk di antara dirinya, dan sang khalifah. Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang belum mencabut nyawa saya hingga saya dapat bertemu dengan umat Muhammad saw yang dianugerahi karamah seperti yang dianugerahkan kepada Ibrahim Alaihis salam.

di Tulis Oleh: Dhani El_Ashim. Diambil dari Siyar A’lamin Nubala’ karya Imam Adz-Dzahabi


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News ts/kiblat]

Penjelajah Muslim Yang Jauh Lebih Hebat Dibanding Marcopolo dan Colombus, Ibnu Batuta

Property Pribadi Suriya-Aeh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Penjelajah Muslim Yang Jauh Lebih Hebat Dibanding Marcopolo dan Colombus, Ibnu Batuta
Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh Penjelajah Muslim Yang Jauh Lebih Hebat Dibanding Marcopolo dan Colombus, Ibnu Batuta - Terdapat beberapa penjelajah dunia yang memiliki kisah cukup terkenal seperti Marco Polo atau pun Christopher Colombus. Namun sebenarnya terdapat seseorang dengan kisah yang tidak kalah luar biasa dalam penjelajahan yang dilakukannya. Pria ini adalah Ibnu Battuta seorang penjelajah muslim yang telah melakukan perjalanan lebih dari 117.000 kilometer.

Penjelajah ini lahir dengan nama Abu Abdullah Muhammad Ibn Battuta pada 24 Februari 1304 di Tangier, Maghribi, Maroko dari sebuah keluarga yang cukup religius dan tinggi pengetahuannya di bidang hukum. Perjalanan Ibnu Battuta bermula ketika pada tahun 1325, di usia 21 tahun meninggalkan rumahnya di Maroko menuju Makkah untuk naik haji serta memperdalam berbagai pengetahuan yang dimilikinya.

Dalam perjalanan tersebut dia banyak berhenti di berbagai kota dan negara yang dilintasinya. Pada tahun 1326, setelah berkelana sejauh 3.500 kilometer, Ibnu Battuta tiba di Alexandria atau ISkandariyah, sebuah kota yang menjadi simbol dari keagungan wilayah Mesir pada masa itu. Dalam perjalanan tersebut, dia juga melewati Jerusalem, Betlehem dan Damaskus.

Property Pribadi Suriya-Aeh Info-Anak-MeulabohDoc. Pribadi Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Penjelajah Muslim Yang Jauh Lebih Hebat Dibanding Marcopolo dan Colombus, Ibnu Batuta
Beberapa kota yang menjadi simbol keagungan dan spiritualitas pada masa itu ternyata mampu mencuri perhatian Ibnu Battuta hingga sangat besar. Bahkan tak jarang pada beberapa kota yang dilintasinya, Ibnu Battuta berhenti dan mencoba bertemu dengan penguasa setempat. Statusnya sebagai seorang cendekiawan muslim membuatnya sangat dihormati oleh banyak orang. Bahkan seringnya dia menghabiskan waktu cukup lama untuk berjumpa dengan sesama cendekiawan dan ahli agama untuk memperdalam ilmunya.

Setelah tiba di Makkah dan melaksanakan ibadah haji, Ibnu Battuta ternyata tidak kembali ke Tangier tetapi malah meneruskan perjalanan ke timur dan menuju ke wilayah Persia. Pada tahun 1327, Ibnu Battuta tiba di Baghdad dan bertemu dengan penguasa setempat yaitu bangsa Mongol pada masa itu. Setelah itu dia memutuskan untuk kembali ke Makkah dan tingal selama beberapa tahun.

Setelah dari Makkah, Ibnu Battuta ternyata mencoba mencari tempat lain untuk memperdalam pengetahuannya. Dia sempat bekerja di Delhi dan kemudian meneruskan perjalanan ke wilayah Turki dan Genoa bahkan hingga ke wilayah Rusia sekarang.

Pada tahun 1332, Ibnu Battuta tiba di Konstantinopel dan bertemu dengan raja Binzantinium sebelum menuju ke Bukhara dan Samarkand hingga kembali ke India dan bekerja untuk kesultanan Delhi. Dari wilayah ini lah kelak Sultan Delhi akan meminta Ibnu Battuta untuk menjadi duta yang mewakilinya ke China.

Dalam perjalanan tersebut Ibnu Battuta juga mengunjungi berbagai wilayah yang cukup jauh seperti Sumatera, Vietnam, Filipina sebelum akhirnya kapal yang ditumpanginya berlayar menuju ke China. Selepas dari China Ibnu Battuta kembali ke Tangier tepat saat terdapat wabah mendera kawasan tersebut.

Ternyata tiba di Tangier tidak menyurutkan keinginan Ibnu Battuta untuk terus berkelana hingga akhirnya dia mulai pergi lagi ke wilayah Spanyol dan juga menyusuri berbagai wilayah di Afrika seperti Mali dan Timbuktu. Pada tahun 1354, Ibnu Battuta benar-benar pulang ke wilayah Maroko dan dibantu oleh seorang penyair bernama Ibnu Juzayy untuk menuliskan perjalanannya. Seluruh perjalanan yang dilakukan Ibnu Battuta benar-benar berakhir ketika dia meninggal di awal tahun 1360-an.


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News ts/viva]

Ulama Pencinta Syuhada, Syahid di Hari Jum’at, Abdullah Azzam


Seorang tokoh pejuang Islam menghadap Allah swt dengan begitu indahnya. Syaikh Abdullah Azzam, siapa yang tidak pernah mendengar nama itu? Hampir setiap Muslim yang memperhatikan kondisi dunia Islam di tahun 80-an pasti mengenal nama dan sosok Abdullah Azzam dengan baik.

Dia adalah simbol jihad Afganistan saat mengusir pasukan beruang merah Rusia. Dan kini, hampir puluhan tahun berlalu, namanya masih lekat dikenang dalam hati para pejuang Islam di dunia. Meski, label gembong teroris juga dikaitkan dengan namanya, namun siapapun yang mengetahui kondisi perjuangan jihad Afganistan ketika itu, tak pernah terbetik sedikitpun bahwa Abdullah Azzam adalah seorang teroris. Bahkan sebaliknya, ia adalah pejuang sejati yang begitu tinggi kasih sayangnya kepada kaum Muslimin.

Beberapa waktu lalu, sejumlah tokoh mengingatkan tentang kenangan syahidnya tokoh jihad Afganistan itu. Salah seorang muridnya yang kini tinggal di Mesir, bercerita tentang Abdullah Azzam, saat beliau sedang melakukan perkemahan. Pada suatu acara semua yang mengikuti mukhayyam itu di perintahkan oleh komandan lapangan. “Kalian berlarilah mengelilingi lapangan ini sebanyak yang kalian bisa,” ujar komandan lapangan.

Semua peserta perkemahan berlari. Namun setelah beberapa putaran, sudah ada yang menyerah, dan mereka yang menyerah beralasan bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (2: 286), inilah yang saya mampu”,

Begitu pula orang-orang yang menyerah selanjutnya, mereka selalu beralasan dengan ayat ke 286 di surat Al-Baqarah tersebut, dan yang sisa pun semakin banyak yang menyerah, sampai tinggal Abdullah Azzam sendiri, beliau terus berlari mengelilingi lapangan tersebut, sampai akhirnya beliau pingsan.

Dan setelah sadar beliau ditanya oleh komandan lapangan “Mengapa anda berlari sampai pingsan begini, kan sudah saya bilang bahwa anda berlari semampu anda”, lalu Abdullah Azzam menjawab “inilah yang saya mampu, sesuai yang anda perintahkan

Yang dimaksud oleh Abdullah Azzam adalah makna sebenarnya dari “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”, bahwa perintah harus dijalankan sesuai isinya. Di sisi lain, upaya apapun harus dilakukan dengan upaya yang optimal di batas kemampuan seseorang. Itulah salah satu pelajaran yang diberikan Abdullah Azzam.

Komitmen Kuat Berjihad

Abdullah Azzam dilahirkan di sebuah kampung di Utara Palestina yang dikenal sebagai Selat al-Harithia di daerah Genine pada tahun 1941. Ayahnya bernama Mustaffa yang meninggal dunia setahun selepas pembunuhan anaknya. Ibunya bernama Zakia Saleh yang meninggal dunia setahun sebelum Sheikh Abdullah Azzam dibunuh.

Abdullah Azzam berasal dari keluarga yang baik latar-belakang keagamaannya. Keluarganya gembira mempunyai anak lelaki, Abdullah Yusuf Azzam, yang sudah terlihat istimewa di kalangan kanak-kanak lain dan telah aktif berdakwah pada usia yang muda. Rekan-rekannya mengenali Azzam sebagai seorang yang wara dan sangat hati hati dengan dosa. Ia menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan pada usia muda. Guru-gurunya melihat keistimewaan ini sejak Azzam masih duduk di bangku sekolah. Abdullah Azzam masuk dalam organisasi al-Ikhwan-ul-Muslimin sebelum mencapai usia baligh.

Sheikh Abdullah Azzam telah dikenal karena ketabahan dan sifatnya yang sungguh sungguh sejak kecil. Ia menerima pendidikan awal peringkat sekolah dasar dan menengah di kampung sebelum meneruskan pendidikan di College Pertanian Khadorri sampai tingkat Diploma. Walau merupakan pelajar termuda di kalangan teman-temannya, Abdullah Azzam adalah murid yang paling cerdas. 

Setelah menamatkan pendidikan di College Khadorri ia bekerja sebagai seorang guru di sebuah kampung bernama Adder di Selatan Jordan. Kemudian beliau meneruskan pendidikan di college Shariah di universitas Damaskus sehingga memperoleh Ijazah B.A. dalam Shariah pada 1966. Setelah pihak Yahudi mendudduki Tepi Barat pada tahun 1967, Abdullah Azzam muda hijrah ke Jordan, karena ia tidak mau tinggal di bawah penjajahan Yahudi di Palestina. Pengalaman melihat tank-tank Israel bergerak masuk ke Tepi Barat tanpa ada hambatan meningkatkan tekadnya untuk hijrah dan belajar mendapatkan kemampuan untuk perang.

Tahun 1960-an ia ikut dalam Jihad menentang penjajahan Israel di Palestina dari Jordan. Ketika itu juga ia menerima Ijazah Master di dalam bidang Shariah dari Unversitas al-Azhar. Pada tahun 1970 sesudah Jihad terhenti karena kekuatan PLO dipaksa keluar dari Jordan, Abdullah Azzam menjadi seorang pensyarah di universitas Jordanian di Amman. Pada tahun 1971 ia dianugerahkan beasiswa ke Universitas al-Azhar di Kairo sampai ia memperoleh Ijazah doktor di dalam bidang Ushul al-Fiqh pada 1973. Ketika di Mesir itulah, ia telah berkenalan dengan keluarga Sayid Quthb, keluarga tokoh perjuangan Islam di Mesir.

Pada tahun 1979 ia meniggalkan universitas berpindah ke Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad Afghanistan. Di sana ia berkenalan dengan pemimpin-pemimpin Jihad. Awal kedatangannya di Pakistan, ia dilantik sebagai pensyarah di universitas Islam internasional di Islamabad. Setelah beberapa waktu lamanya, kemudian beliau mengambil keputusan untuk berhenti dari tugas universitas untuk memfokuskan seluruh waktu dan tenaganya kepada Jihad di Afghanistan.

Abdullah Azzam sangat banyak dipengaruhi oleh Jihad di Afghanistan dan Jihad di Afghanistan juga sangat banyak dipengaruhi Abdullah Azzam sejak beliau memfokuskan seluruh waktunya untuk Jihad. Ia menjadi seorang yang disegani di arena Jihad Afghanistan. Ia menumpahkan seluruh daya usaha untuk menyebarkan dan mengenalkan Jihad di Afghanistan ke seluruh dunia. Ia mengubah pandangan umat Islam tentang Jihad di Afghanistan dan menyadarkan bahwa Jihad adalah tuntutan Islam yang menjadi tanggung jawab semua umat Islam di seluruh dunia. Berkat hasil usahanya, Jihad Afghan menjadi Jihad universal yang diikuti oleh umat Islam dari berbagai pelosok dunia.

Abdullah Azzam bahkan menjadi idola generasi muda yang menyahut seruan Jihad. Pernah ia berkata, “Aku rasa seperti baru berusia 9 tahun, 7 setengah tahun di Jihad Afghan, satu setengah tahun di Jihad Palestina dan tahun-tahun yang selebihnya tidak bernilai apa-apa.”

Ia juga melatih keluarganya dengan pemahaman dan semangat yang sama. Isterinya terlibat dengan kegiatan penjagaan anak-anak yatim di Afganistán. Ia sendiri menolak tawaran pekerjaan sebagai pensyarah dari beberapa buah universitas sambil berikrar bahwa ia tidak akan meninggalkan Jihad sehingga gugur syahid. Ia juga selalu mengatakan bahwa tujuan utama dan cita-citanya adalah untuk membebaskan Palestina.

Terbunuh Saat Hendak Sholat Jumat

Tentu saja komitmen yang begitu tinggi pada Islam menimbulkan keresahan di kalangan musuh-musuh Islam. Mereka bersekongkol untuk membunuh beliau. Pada tahun 1989, sebuah bom diletakkan di bawah mimbar yang ia gunakan untuk menyampaikan khutbah Jumat. Bahan letupan itu sangat berbahaya dan ledakannya akan memusnahkan masjid tersebut bersama dengan semua benda dan jamaah di dalamnya. Tetapi dengan perlindungan Allah, bom tersebut tidak meledak dan ratusan orang Islam selamat.

Musuh-musuh Islam terus berupaya membunuh Abdullah Azzam. Pada hari Jum’at, 24 November 1989 di Peshawar, Pakistan, mereka telah menanam tiga buah bom di jalan yang sempit. Abdullah Azzam memarkirkan mobilnya di posisi bom pertama dan kemudian berjalan ke masjid untuk shalat Jum’at. Bom pun meledak dan Abdullah Azzam gugur bersama dengan dua orang anak lelakinya, Muhammad dan Ibrahim, beserta dengan anak lelaki al-marhum Sheikh Tamim Adnani (pejuang di Afghan).

Ledakan bom seberat 20kg TNT dilakukan dengan alat kontrol jarak jauh. Setelah ledakan kuat itu itu orang-orang keluar dari masjid dan melihat keadaan yang mengerikan. Hanya bahagian kecil dari mobil tersebut yang kelihatan. Anak Abdullah Azzam, Ibrahim, terpental 100 meter; begitu juga dengan dua orang anak-anak lagi. Serpihan mayat mereka bertaburan di atas kabel-kabel listrik.

Tubuh Abdullah Azzam ditemukan bersandar pada sebuah tembok, dalam keadaan sempurna dan tiada luka atau cedera kecuali sedikit darah yang mengalir dari bibirnya. Seperti itulah akhir kehidupan seorang Mujahid di dunia ini dan insya-Allah kehidupannya akan terus berlanjut di sisi Allah swt.Abdullah Azzam dikebumikan di Tanah Perkuburan Shuhada Pabi di mana beliau menyertai ribuan para syuhada.


[Sumber: yang diambil oleh Admin Suriya-aceh Info-Anak-Meulaboh Silahkan Lihat Di News eramuslim]