Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh→ Mengapa Colokan Listrik Tiap Negara Berbeda-Beda?-» Bagi Anda yang pernah berlibur ke luar negeri atau hobi traveling menyadari bahwa ada beberapa tipe colokan listrik di dunia ini.
Bahkan negara tetangga terdekat seperti Singapura menggunakan colokan tipe G, sedangkan Indonesia umumnya menggunakan tipe F.
Memang tidak semua negara memiliki tipe colokan yang sama seperti Indonesia. Hal ini membuat Anda harus membawa colokan adapter sendiri agar tetap bisa mengisi daya baterai pada perangkat elektronik Anda.
Adanya perbedaan colokan ini pun menjadi pertanyaan, kenapa tipe colokan listrik negara berbeda-beda? Kenapa tidak menciptakan satu tipe colokan universal saja?Simak penjelasannya berikut ini!
Namun dengan berjalannya waktu, kebutuhan akan listrik semakin beragam seiring bertambahnya jenis peralatan yang ditenagai listrik. Sehingga tidak mungkin untuk menyambungkan, pemanggang roti misalnya, langsung ke sistem kabel listrik rumah.
Karena membutuhkan alternatif menyambungkan perangkat elektronik secara aman, kemudian mulailah dibuat dan dikembangkan colokan listrik yang mudah dan aman digunakan.
Nah, hal ini terjadi di seluruh penjuru dunia seiring dengan makin populernya perangkat elektronik. Tiap wilayah negara pun mengembangkan versi colokannya sendiri-sendiri.
Alhasil, kini ada sekitar 15 jenis colokan listrik yang digunakan di seluruh dunia.
Namun sayangnya, timing dari penciptaan tipe colokan ini tidak tepat. Ketika tipe N dibuat, seluruh negara telah lama menggunakan tipe colokan regionalnya masing-masing.
Barulah di tahun 1980an IEC berhasil membuat standarisasi colokan tipe N ketika negara lain sudah mantap dengan colokan masing-masing.
Oleh karena itu, tidak ada urgensi untuk mengubahnya. Justru perubahan secara masif ini hanya akan menghabiskan uang yang banyak untuk perubahan infrastruktur skala besar.
Dalam satu negara juga biasanya akan menggunakan lebih dari satu tipe colokan. Di Indonesia sendiri, selain menggunakan tipe F juga menggunakan tipe C yang sama-sama menggunakan dua kaki.
Hal yang menarik, wilayah Kota Batam yang merupakan bagian dari Indonesia (Provinsi Kepulauan Riau), menggunakan colokan tipe G dengan tiga kaki yang umumnya digunakan di negara tetangga, Singapura dan Malaysia.
Bahkan negara tetangga terdekat seperti Singapura menggunakan colokan tipe G, sedangkan Indonesia umumnya menggunakan tipe F.
Memang tidak semua negara memiliki tipe colokan yang sama seperti Indonesia. Hal ini membuat Anda harus membawa colokan adapter sendiri agar tetap bisa mengisi daya baterai pada perangkat elektronik Anda.
Adanya perbedaan colokan ini pun menjadi pertanyaan, kenapa tipe colokan listrik negara berbeda-beda? Kenapa tidak menciptakan satu tipe colokan universal saja?Simak penjelasannya berikut ini!
Perkembangan Penggunaan Listrik Dunia
Perbedaan jenis colokan listrik yang digunakan di dunia ini sudah berlangsung sejak pertama kali masyarakat menggunakan listrik-ratusan tahun lalu. Awalnya listrik hanya untuk keperluan penerangan lampu, sehingga pengadaannya pun langsung dari sistem kabel pada rumah.Namun dengan berjalannya waktu, kebutuhan akan listrik semakin beragam seiring bertambahnya jenis peralatan yang ditenagai listrik. Sehingga tidak mungkin untuk menyambungkan, pemanggang roti misalnya, langsung ke sistem kabel listrik rumah.
Dibutuhkan Cara yang Lebih Aman
Ditambah dengan biaya listrik untuk lampu lebih murah daripada untuk perangkat lainnya seperti dilansir dari World Standards, saat itu ada beberapa perangkat elektronik rumah yang terpasang dengan kabel yang diujungnya terdapat fitting lampu.Karena membutuhkan alternatif menyambungkan perangkat elektronik secara aman, kemudian mulailah dibuat dan dikembangkan colokan listrik yang mudah dan aman digunakan.
Nah, hal ini terjadi di seluruh penjuru dunia seiring dengan makin populernya perangkat elektronik. Tiap wilayah negara pun mengembangkan versi colokannya sendiri-sendiri.
Alhasil, kini ada sekitar 15 jenis colokan listrik yang digunakan di seluruh dunia.
Kenapa Tidak Menciptakan Colokan Universal?
Sebenarnya sudah ada, yaitu tipe N yang dibuat oleh Komisi Elektro Internasional (IEC) pada tahun 1986. Dibuatnya colokan tipe N ini sebagai upaya standarisasi colokan yang bisa digunakan secara universal di seluruh dunia.Namun sayangnya, timing dari penciptaan tipe colokan ini tidak tepat. Ketika tipe N dibuat, seluruh negara telah lama menggunakan tipe colokan regionalnya masing-masing.
Sudah Terlambat
Sebenarnya upaya IEC untuk standarisasi sudah berjalan sejak tahun 1930an, namun perkembangannya terhenti karena Perang Dunia II. Selanjutnya pembahasan dibuka kembali pada akhir tahun 1940an, namun harus terhenti karena kondisi ekonomi dan politik dunia saat itu.Barulah di tahun 1980an IEC berhasil membuat standarisasi colokan tipe N ketika negara lain sudah mantap dengan colokan masing-masing.
Untuk Apa Lagi Diganti?
Dilansir dari Diginited, ‘penolakan’ penggunaan tipe universal ini juga karena jenis colokan masing-masing negara sudah dibuat bersesuaian dengan kebutuhan dan permasalahan keamanan kelistrikan di wilayah masing-masing dan sejauh ini tidak pernah ada masalah.Oleh karena itu, tidak ada urgensi untuk mengubahnya. Justru perubahan secara masif ini hanya akan menghabiskan uang yang banyak untuk perubahan infrastruktur skala besar.
Harapan Kecil
Namun secercah harapan muncul di tahun 2007, ketika Brazil mengadopsi colokan tipe N untuk negaranya. Penggunaan tipe N dilakukan Brazil karena terlalu banyaknya tipe colokan yang digunakan di negaranya. Selain Brazil, Afrika Selatan juga menggunakan tipe N meski dalam skala yang lebih kecil.Berbagai Tipe Colokan di Dunia
Kini untuk mengatasi perbedaan colokan di penjuru dunia, adapter menjadi solusi murah yang bisa digunakan oleh semua orang jika ingin bepergian ke negara lain yang memiliki tipe colokan yang berbeda dengan negara asal.Dalam satu negara juga biasanya akan menggunakan lebih dari satu tipe colokan. Di Indonesia sendiri, selain menggunakan tipe F juga menggunakan tipe C yang sama-sama menggunakan dua kaki.
Hal yang menarik, wilayah Kota Batam yang merupakan bagian dari Indonesia (Provinsi Kepulauan Riau), menggunakan colokan tipe G dengan tiga kaki yang umumnya digunakan di negara tetangga, Singapura dan Malaysia.