Blong yang terbaik di kelasnya, Membahas tentang berita terkini lokal, nasional, dan global, keuangan, ekonomi, alkoin, crypto dan currency, blockchain, mobil, dan motor, olahraga, musik, film, pasar crypto, pasar saham, indonesia, dan eropa, ilmu sain, dan teknologi, dan lainnya…
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 10,6 dolar AS atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 1,731,70 dolar AS per ounce. Emas berjangka turun ke level terendah sejak akhir September 2021.
Penurunan emas terjadi karena indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level tertinggi baru di atas 108 sejak Oktober 2002, melonjak 0,95 persen menjadi 108,0220.
Emas kehilangan 3,3 persen sepanjang minggu lalu dan mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut di tengah penguatan dolar AS.
Emas berjangka sedikit menguat 2,6 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.742,30 dolar AS per ounce pada Jumat (8/7), setelah terdongkrak 3,2 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.739,70 dolar AS pada Kamis (7/7), dan merosot 27,40 dolar AS atau 1,55 persen menjadi 1.736,50 dolar AS pada Rabu (6/7).
Kekhawatiran resesi terus mengirim indeks dolar AS ke level tertinggi baru 20 tahun pada Senin (11/7), meredam daya tarik emas. Pedagang juga menunggu data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada Rabu (13/7) dan indeks harga produsen yang akan dirilis pada Kamis (14/7).
Para analis pasar percaya prospek jangka pendek dan menengah untuk emas buruk karena ekspektasi bahwa dolar AS akan meningkat sejalan dengan kenaikan suku bunga.
Kenaikan suku bunga pukulan bagi emas. Pasar sedang mempersiapkan kemungkinan The Fed memberlakukan kenaikan suku bunga non-stop sebesar 75 basis poin bulan ini dan tiga berikutnya jika IHK tidak mundur secepat yang diharapkan bank sentral pada akhir tahun.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 10,4 sen atau 0,54 persen, menjadi ditutup pada 19,132 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 22,10 dolar AS atau 2,5 persen, menjadi ditutup pada 860,70 dolar AS per ounce.
Posted by www.suriyaaceh.eu.org
Posted on 7:59:00 pm
with No comments
Google memberikan bantuan pinjaman senilai 2 juta dolar AS untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia melalui mitra keuangan mikro Nusa Ummat Sejahtera (NUS).
Head of Brand and Reputation Marketing Google Indonesia Muriel Makarim dalam acara ANTARA Ngobrol Bareng secara daring di Jakarta, Senin, menjelaskan program tersebut baru saja digulirkan raksasa mesin pencari itu dan mendorong pelaku usaha untuk bisa ikut mendaftar.
Dilansir dari laman blog Google Indonesia, dijelaskan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan bagi pelaku usaha yang tertarik untuk mengajukan aplikasi pembiayaan kepada Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) NUS, yaitu:
Penerima pembiayaan sudah menjadi anggota KSPPS NUS dengan membayar simpanan pokok dan wajib sebesar Rp35.000.
Setelah melengkapi persyaratan tersebut, anggota harus melalui beberapa tahapan, yakni:
Anggota dapat datang langsung ke kantor cabang terdekat NUS untuk kemudian mendapatkan bantuan proses pengajuan dan analisa kelayakan anggota oleh Account Officer dan Branch Manager.
Setelah dokumen administrasi dilengkapi, Komite Pembiayaan akan memutuskan status pengajuan anggota maksimal tujuan hari kerja.
Kantor cabang akan menerima Surat Keputusan Komite Pembiayaan yang telah disetujui oleh Komite Pembiayaan untuk selanjutnya dapat dilakukan akad terlebih dahulu dengan anggota.
Dana dapat dicairkan ke rekening anggota setelah Memo Pencairan Pembiayaan disetujui.
Namun, pertanyaannya adalah: data apa yang sebaiknya digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan, dan kapan data tersebut bisa dianggap valid untuk memengaruhi arah kebijakan publik?
Setidaknya ada tiga jenis data yang digunakan oleh pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang memengaruhi penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yaitu data epidemiologi, data ekonomi, dan data persepsi publik.
Data epidemiologi cenderung mendorong penerapan atau pengetatan PSBB. Data ekonomi mengarah pada pelonggaran PSBB. Sementara, data survei persepsi publik memberi petunjuk bagi pengambil kebijakan untuk menjembatani gap antara data epidemiologi dan data ekonomi dengan melihat preferensi masyarakat.
Data Epidemiologi
Data epidemiologi adalah data yang berkaitan dengan jumlah kasus, penyebaran, maupun risiko virus terhadap situasi kesehatan masyarakat.
Data epidemiologi yang didapat pemerintah di antaranya terkait kronologi penyebaran virus. Ini mulai dari ditemukannya virus korona di Wuhan, Cina, pada Desember 2019, yang kemudian menyebar luas dengan cepat.
Hingga awal Februari 2020, virus ini telah menjangkau hingga lebih dari 16 negara.
Data epidemiologi berikutnya terkait dengan jumlah kasus.
Berdasarkan sebuah studi, virus ini diperkirakan telah masuk ke Indonesia pada bulan Februari. Namun, kasus pertama baru diumumkan pada 2 Maret 2020.
Selama Januari hingga Maret, data jumlah kasus positif yang didapat dan dikelola oleh pemerintah pusat belum bisa menjadi dorongan kuat bagi pemerintah sendiri untuk menerapkan pembatasan sosial.
Selain karena jumlah kasus yang dianggap masih sedikit, pemerintah juga berusaha mencegah kepanikan dan menghindari dampak sosial ekonomi yang cukup serius bila menerapkan pembatasan sosial secara terburu-buru.
Pendekatan terpusat dalam mengelola data epidemiologi dan keengganan pemerintah pusat menerapkan pembatasan sosial kala itu, banyak dikritik oleh masyarakat sipil. Sejak pertengahan Maret, lima kepala daerah mulai berinisiatif menerapkan berbagai versi pembatasan sosial di daerah masing-masing.
Di tengah kencangnya tekanan publik, pemerintah pusat akhirnya menyetujui penerapan kerangka kebijakan PSBB pada akhir Maret. DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menerapkan PSBB, terhitung sejak awal April 2020.
Seiring dengan penerapan PSBB di Jakarta, data epidemiologi yang sebelumnya dikelola secara terpusat mulai didesentralisasi dan dikelola secara lebih komprehensif, yaitu dengan mengelompokkan kategori pasien atau terduga pasien COVID-19.
Melalui Keputusan Menteri Kesehatan, data epidemiologi pasien COVID-19 dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Orang Tanpa Gejala (OTG), dan Kasus Konfirmasi.
Data Ekonomi
Kerumitan pengelolaan data epidemiologi membuka ruang bagi penggunaan data dari perspektif lain untuk menentukan arah kebijakan PSBB. Data ekonomi kemudian menjadi salah satu alternatif.
Berbeda dengan data epidemiologi yang mewakili situasi kesehatan masyarakat, data ekonomi menggambarkan bagaimana penerapan PSSB memengaruhi kondisi perekonomian masyarakat.
Beberapa contohnya adalah data pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2020 yang berada di titik terendah dalam 19 tahun terakhir, pernyataan kepala Kamar Dagang Indonesia (KADIN) bahwa enam juta pekerja telah dirumahkan hingga awal Juni, dan pernyataan Gubernur DKI Jakarta yang mengklaim pendapatan daerahnya turun 45% selama PSBB.
Berawal dari data ekonomi tersebut, narasi new normal (normal baru) mulai dicanangkan oleh pemerintah.
Kombinasi data-data perekonomian dengan wacana new normal berujung pada pelonggaran PSBB, yang ditandai dengan penerapan PSBB Transisi di DKI Jakarta pada tanggal 5 Juli 2020.
Namun, masyarakat sipil menyayangkan keputusan ini.
Alih-alih berdamai dan hidup berdampingan dengan virus dalam kerangka new normal, masyarakat sipil bersikukuh menyerukan perang melawan COVID-19, mendorong pemerintah meningkatkan kualitas data epidemiologi, dan merumuskan kebijakan berdasarkan data tersebut.
Meskipun demikian, pelonggaran PSBB mengindikasikan bahwa data-data dari sudut pandang ekonomi telah menggantikan posisi data epidemiologi dalam menentukan arah kebijakan PSBB.
Data Persepsi Publik
Setelah pelonggaran pada bulan Juli 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sempat kembali memperketat pembatasan sosial melalui PSBB kedua pada tanggal 14 September 2020.
Keputusan ini dilandasi oleh kemunculan data epidemiologi baru, yaitu kapasitas tempat tidur terpakai atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang meningkat akibat bertambahnya jumlah pasien positif COVID-19.
Data ini sukses mengembalikan kerangka epidemiologi ke tengah diskusi mengenai PSBB dan menggeser dominasi data ekonomi di periode sebelumnya.
Data BOR tersebut secara tidak langsung juga membuat publik memahami dampak pelonggaran PSBB terhadap layanan kesehatan yang mungkin akan runtuh jika penyebaran virus tidak dikendalikan secara serius.
Selain data BOR, arah kebijakan PSBB juga ditopang oleh data persepsi publik.
Pada awal September 2020, sebuah survei persepsi publik menunjukkan menurunnya dukungan masyarakat terhadap rencana pemerintah untuk memperketat PSBB dari 50% di bulan Mei menjadi hanya 39%.
Sejalan dengan penurunan tersebut, dukungan publik bagi pelonggaran PSBB menguat dari 43% di bulan Mei menjadi 55% di bulan September.
Survei lain pun menunjukkan preferensi publik yang serupa.
Tidak seperti data epidemiologi dan data ekonomi, data-data survei ini dianggap mewakili persepsi masyarakat mengenai tarik ulur pengetatan dan pelonggaran PSBB.
Barangkali bukan kebetulan belaka bila PSBB di Jakarta kemudian dilonggarkan kembali pada pertengahan Oktober 2020. Status ini tidak berubah lagi hingga kerangka kebijakan PSBB diganti dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di awal tahun 2021.
Data dan kebijakan publik
Telaah hubungan antara keragaman data dengan arah kebijakan setidaknya memberikan empat pelajaran penting yang saling berhubungan.
Pertama, kerumitan persoalan publik kontemporer menuntut solusi inklusif yang melibatkan berbagai sudut pandang.
Kedua, sadar atau tidak, menggunakan data dari satu perspektif berarti mengabaikan atau mengesampingkan data dari sudut pandang yang lain.
Ketiga, dominasi sebuah data dalam memengaruhi orientasi kebijakan tidak bersifat permanen karena data yang dominan di satu waktu dapat digantikan oleh data lain pada waktu yang berbeda.
Terakhir, setiap jenis data selalu memiliki kecenderungan tertentu dalam menentukan arah kebijakan publik.
Hubungan antara data dan kebijakan ini perlu dipahami dengan sungguh-sungguh oleh para pengambil kebijakan. Sensitivitas dan keterbukaan dalam memilih, membandingkan, termasuk menimbang pertentangan arah dan orientasi kebijakan dari setiap data yang digunakan untuk merumuskan kebijakan, menjadi suatu keharusan di tengah karakter isu publik yang semakin kompleks dan multidimensional.
di Tulis Oleh: Muhammad Djindan, Dosen, Universitas Gadjah Mada
Menurut Husaini, harga TBS sawit perlahan naik seiring dibukanya kembali kran ekspor minyak goreng dan CPO. Harga TBS sawit sempat anjlok saat larangan ekspor CPO dan minyak goreng.
Ia pun berterima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo atas dibukanya kembali ekspor minyak goreng dan CPO. Kebijakan tersebut berpengaruh kepada harga dalam negeri dan memulihkan ekonomi masyarakat, terutama petani sawit.
Senada juga diungkapkan M Riski, petani sawit di Kabupaten Aceh Timur. Dirinya mengapresiasi Presiden RI Joko Widodo yang kembali mengizinkan ekspor CPO dan minyak goreng, sehingga berdampak membaiknya harga sawit di tingkat petani.
Beberapa pabrik kini menolak menerima buah sawit dari kebun masyarakat dan memilih hanya mengelola hasil kebun sendiri.
Anggota DPR RI Abdul Wahid saat dikonfirmasi mengaku telah mendapat banyak keluhan dari petani. Dia sudah berkomunikasi dengan petani dan pengurus koperasi sawit.
Menurut Wahid, kondisi tersebut juga seperti anomali. Sebab, di satu sisi pemerintah mengeluarkan larangan kebijakan untuk menjaga pasokan bahan baku minyak goreng.
Karena itu, Wahid meminta pemerintah mencabut kebijakan larangan ekspor yang berdampak terhadap nasib jutaan petani sawit. Selain itu, Wahid juga berharap agar pemerintah memaksimalkan pengawasan terhadap mekanisme Domestik Market Obligation (DMO) atau Domestik Price Obligation (DPO),
Apabila diasumsikan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit dari Perkebunan Negara (PTPN) mencapai 4% dari total nasional, maka hasil panen TBS sawit bisa digunakan untuk memproduksi minyak goreng nasional. Terlebih menurut praktisi senior Bisnis Minyak Sawit Indonesia, Maruli Gultom, kebutuhan minyak goreng sawit nasional mencapai 200 juta liter atau sekitar 160 ribu ton CPO per bulan.
lebih lanjut tutur Maruli, hasil CPO dari perusahaan milik negara ini, seharusnya jadi prioritas pemerintah untuk digunakan seluruhnya demi kepentingan rakyat Indonesia.
Berdasarkan penelusuran redaksi InfoSAWIT, pemasaran hasil CPO milik PTPN melalui kantor pemasaran bersama milik pemerintah juga (KPBN), yang menjual CPO dengan cara lelang. Sesuai asumsi ketika penerapan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) beberapa waktu lalu, seharusnya harga CPO sebesar Rp. 9.000/kg supaya diolah menjadi minyak goreng sawit dengan harga jual Rp. 14.000/liter. Sayangnya, KPBN masih menjual CPO berdasarkan harga patokan ekspor yang besarannya lebih dari Rp. 13.000/kg.
Merujuk perintah Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erik Tohir, Pemerintah lebih mengutamakan kepentingan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat Indonesia demi mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau.
Berdasarkan informasi dari KPBN, perdagangan CPO, pada 13 Mei 2022, sebagai berikut:
Tender KPBN, (Rp./Kg), Excld PPN
CPO
Belawan & Dumai Rp.13889-INL;
Siak Rp.13839 (WD). Penawaran tertinggi Rp.12260-IBP;
T.Duku Rp.13789 (WD). Penawaran tertinggi Rp.12400-EUP;
T.Bayur Rp.13789 (WD). Penawaran tertinggi Rp.12290-WIRA;
Palopo Rp.13689 (WD). Penawaran tertinggi Rp.11700-EUP;
CPKO
Palembang Rp.18636 (WD). Penawaran tertinggi Rp.17200-UNILEVER;
Lampung Rp.18493 (WD). Penawaran Rp.16000-AMJP
Merujuk ke perdagangan KPBN milik perusahaan negara ini, menurut pengamat sawit nasional, Ignatius Ery Kurniawan, akan berdampak sulitnya harga jual minyak goreng mencapai harga Rp. 14.000/liter. Lantaran harga CPO masih seharga lebih dari Rp. 13.000/kg. Jika Pemerintah Indonesia serius, harusnya penugasan diberikan kepada PTPN untuk menyuplai kebutuhan CPO sesuai dengan harga waktu DMO sekitar Rp. 9.000/kg. Dengan tersedianya CPO murah, maka produksi minyak goreng sawit akan cepat turun dengan harga jual sebesar Rp. 14.000/liter.
"Perusahaan negara khususnya PTPN harus mulai menyediakan kebutuhan CPO untuk pasar domestik sesuai instruksi Presiden Jokowi, jangan malah mencari untung sendiri dan mengorbankan petani kelapa sawit," Kata Ery yang pernah menjabat sebagai Sekretaris III Dewan Minyak Sawit Indonesia periode 2009 lalu.
Pentingnya ketersediaan CPO dengan harga murah, menjadi syarat utama bagi produksi minyak goreng dengan harga murah dan terjangkau seluruh rakyat Indonesia. Lebih jauh, pemerintah bisa memberikan penugasan khusus kepada PTPN sebagai penyedia CPO dan BPDPKS sebagai pendanaan subsidi selisih harganya."Jika masih kurang, bisa membeli TBS milik petani dengan harga yang wajar dan subsidi ditanggung dana BPDPKS juga," Ujar Ery.
Adanya good governance dengan aturan yang bagus dan mengikat, akan mendorong pemenuhan minyak goreng dengan harga terjangkau seperti Instruksi Presiden Jokowi. "Harus ada keinginan kuat dan fokus kepada kebutuhan pokok rakyat Indonesia terlebih dahulu," Kata Ery menyarankan kepada Perusahaan Negara.
Sebab itu, tata kelola perdagangan bersumber dari pasokan minyak goreng yang bisa didapatkan dengan harga murah, baru rantai pasok perdagangan bisa diatur sampai masyarakat luas, sesuai dengan harga Rp. 14.000/liter.
Lonjakan harga CPO tersebut, merupakan respon pasar yang terkejut adanya keputusan tersebut.
Hasilnya, masyarakat luas di Indonesia bisa menikmati Hari Raya Idul Fitri 1443H dengan aman dan lancar. Pasalnya, ketersediaan pasokan minyak goreng sawit curah dan kemasan kini tersedia di sekitar masyarakat luas.
Sebab itu, kebijakan larangan sementara ekspor CPO harus ditinjau kembali, guna memberikan rasa keadilan pada masyarakat, terutama petani kelapa sawit. Dari hasil pantauan redaksi InfoSAWIT, beberapa daerah sentra perkebunan kelapa sawit, harga jual TBS mengalami penurunan besar-besaran, hingga mencapai 40% dari ketetapan harga disbun setempat. Minimnya harga yang diterima petani kelapa sawit itu, sebagai akibat stok CPO yang menumpuk di tangki penyimpanan sementara Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Sumber InfoSAWIT dari perusahaan perkebunan kelapa sawit juga mengonfirmasikan kesulitan menjual hasil olah Tandan Buah Segar (TBS) sawit yakni CPO ke pasar, "Alasan utama yang dikatakan pembeli CPO kami, karena mereka juga kesulitan menjual CPO yang mereka miliki. Lantaran pasokan minyak goreng domestik sudah berlimpah, sedangkan pasar ekspor masih dilarang" ujar pihak perusahaan yang tak mau disebutkan namanya kepada Info SAWIT menjelaskan.
Sebab itu, dibutuhkan bantuan Presiden Jokowi untuk mencabut larangan sementara ekspor CPO dan produk turunannya secepatnya. Lantaran, apabila tidak segera dicabut, beberapa PKS sedang berencana menghentikan produksinya akibat tangki penampungan (storage tank) milik PKS sudah penuh, sehingga tidak mungkin lagi bisa melakukan produksi sebab tidak ada tangki penyimpanannya.
Selain tangki penyimpanan yang penuh, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) juga khawatir kualitas CPO akan rusak karena disimpan di tangki terlalu lama.
Di sisi lain, PKS yang menurunkan produksi, juga sudah mulai berhenti melakukan pembelian hasil panen (Tandan Buah Segar/TBS) milik petani kelapa sawit. Padahal, hasil TBS yang dipanen petani, juga menjadi sandaran utama mata pencaharian masyarakat luas. Jika hal ini berlangsung lama, PKS juga khawatir akan terjadi boikot petani kelapa sawit dalam jangka waktu dekat.
Sebab itu, kebijakan pemerintah sangat diharapkan dapat memihak petani kelapa sawit yang hingga dewasa ini masih terus berjuang merawat pokok tanamannya.
Sementara merujuk harga Bursa Malaysia (6/5/2022), harga jual CPO telah menyentuh harga RM6.400/ton atau sebesar US$ 1.460/ton. Harga ini menurun cukup signifikan, bila dibandingkan akhir bulan lalu yang mampu mencapai US$ 1.643/Ton.
Turunnya harga CPO sebesar US$ 183/ton, menjadi sinyal kuat bagi pelaku usaha minyak sawit akan terjadinya penurunan harga jual CPO di masa mendatang. Sebab itu, Presiden Jokowi harus segera mencabut regulasi larangan sementara ekspor CPO dan produk turunannya.
Sekretaris Apkasindo Riau Djono Albar Burhan mengatakan saat ini harga rata-rata sawit yang diterima petani dari pabrik masih sama dengan kondisi sebelum Lebaran atau akhir April 2022 lalu, yaitu di harga Rp2.100 sampai Rp2.300 per kg.
Dia mengakui hanya itu satu-satunya solusi agar harga jual sawit yang diterima petani bisa kembali membaik, seiring dengan masih tingginya harga CPO di pasar dunia.
Menurutnya saat ini petani sawit harus menanggung kerugian akibat harga jual sawit yang rendah, dan bahkan dinilai hanya bisa menahan kondisi tersebut dalam sepekan kedepan.
Karena apabila harga jual bertahan di angka rendah seperti saat ini, petani sawit disebut tidak mampu membeli pupuk untuk menjaga produktivitas hasil sawit kedepannya, karena memang harga pupuk juga masih tinggi.
Dia menyebutkan apabila kondisi harga rendah tidak bisa diselesaikan pemerintah, akan berdampak pada turunnya produktivitas sawit petani rakyat di tahun depan, yang tentu berimbas terhadap aktivitas pengolahan kelapa sawit di Provinsi Riau dan nasional.
Setelah keluarnya pelarangan ekspor sawit oleh Presiden Jokowi pada akhir pekan lalu, dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya petani kelapa sawit. Sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar mengatakan saat ini ada dua daerah yang sudah melaporkan kondisi lapangan di sekitar operasional pabrik kelapa sawit, salah satunya dari Rokan Hilir.
Dia menjelaskan saat ini terjadi penumpukan truk pembawa sawit hasil petani, dan menurutnya kondisi ini akan dikoordinasikan dengan Kapolda, Danrem, dan Kabinda untuk kemudian hasil pantauan tersebut dilaporkan kepada pemerintah pusat.
Menurutnya kondisi penumpukan truk sawit ini tentu menyulitkan bagi para petani karena sudah mendekati Lebaran yang tinggal sepekan lagi, dimana semua orang membutuhkan uang belanja.
Karena itu pihaknya berharap agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan di tengah masyarakat akibat kondisi tersebut.
Suriya-Aceh InfoAnakMeulaboh→PDB AS, Pendapatan Apple & Amazon, Penurunan Yen-»Pertumbuhan PDB kuartal pertama AS akan dirilis, dan diperkirakan akan menunjukkan pelambatan tajam yang dipicu oleh Covid. Musim penghasilan berlanjut di puncaknya, dengan pembaruan tadi malam dari pemilik Meta Platform Facebook (NASDAQ: FB) memastikan awal yang positif untuk hari ini.
Pemimpin ekonomi Caterpillar (NYSE: CAT) juga melaporkan hasil yang kuat, tetapi acara utama datang di kemudian hari dengan Apple (NASDAQ: AAPL) dan Amazon (NASDAQ: AMZN). Bank of Japan mendorong yen ke level terendah 20 tahun karena sekali lagi menolak untuk bertindak dalam menghadapi kenaikan inflasi.
Bank sentral Swedia memulai siklus panjang kenaikan suku bunga. Kebuntuan antara Eropa dan Rusia mengenai pengiriman gas semakin dalam, karena Eni Italia tunduk pada tekanan Kremlin untuk membayar dalam rubel. Inilah yang perlu Anda ketahui di pasar keuangan pada hari Kamis, 28 April.
1. Omicron Akan Membebani PDB AS
AS diperkirakan akan melaporkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama, hasil dari kebangkitan Covid-19 dalam jenis Omicron baru yang membuat lebih banyak ekonomi terkunci lebih lama dari yang diperkirakan pada awal tahun. tahun.
Angka-angka , yang akan dirilis pada 08:30 ET (1230 GMT), diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang melambat ke tingkat tahunan 1,1% dari 6,9% pada kuartal keempat. Jika masa lalu adalah panduan, angka-angka tersebut kemungkinan akan direvisi ke atas dalam pembacaan berikutnya, karena metode pengumpulan data tradisional belum sepenuhnya beradaptasi dengan perubahan dalam praktik kerja selama pandemi.
Pada saat yang sama, Departemen Tenaga Kerja akan merilis angka klaim pengangguran minggu ini . Ada sedikit tanda ketatnya pelonggaran pasar tenaga kerja dalam beberapa pekan terakhir, di tengah bukti luas bahwa perusahaan sedang berjuang untuk mempekerjakan pekerja baru.
2. BoJ Mendorong Yen ke Level Terendah 20 Tahun
Bank of Japan mendorong yen ke level terendah 20 tahun, menggandakan upayanya untuk menjaga imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang dibatasi jauh di bawah tingkat inflasi.
BoJ berjanji setelah pertemuan kebijakan rutinnya untuk terus membeli obligasi pemerintah 10-tahun dalam jumlah tak terbatas untuk mempertahankan batas imbal hasil 0,25% implisit, menandakan tekadnya untuk fokus mendukung ekonomi yang rapuh. Dolar melonjak 1,3% untuk menembus level 130 yen untuk pertama kalinya sejak April 2002.
Itu juga membuat indeks dolar , yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang ekonomi maju, ke dalam setengah persen dari tertinggi 20 tahun. Dolar juga terus menguat terhadap mata uang negara berkembang: dolar naik 0,8% terhadap yuan Tiongkok lepas pantai ke level tertinggi 18 bulan.
Itu tidak semua lalu lintas satu arah sekalipun. Krona Swedia naik secara keseluruhan karena Riksbank menaikkan suku bunga repo sebesar 0,25% dan menandai serangkaian kenaikan yang akan datang selama dua tahun ke depan. Euro tetap di bawah tekanan setelah data menunjukkan bahwa inflasi inti tetap kuat di bulan April.
3. Meta diatur untuk mengangkat saham pada pembukaan. Apple dan Amazon mendapatkan sorotan dari hari yang sibuk
Pemilik Facebook, Meta Platforms (NASDAQ: FB) mengembalikan semangat ke saham AS dengan laporan triwulanan yang menunjukkan peningkatan pengguna yang sangat kuat, yang diambil sebagai tanda bahwa fitur Reels Instagram-nya cukup mampu bersaing dengan orang-orang seperti TikTok. Namun, pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 6,6% masih yang paling lambat dalam sejarahnya sebagai perusahaan terbuka. Meta stock naik 16,7% di premarket.
Juga berkinerja baik di premarket adalah saham Qualcomm (NASDAQ: QCOM), naik 7,6% setelah laporan kuartalan yang kuat untuk pembuat chip, sementara Ford Motor (NYSE: F) naik 2,2%.
Pada 06:15 ET, Dow Jones berjangka naik 283 poin, atau 0,8%, sementara S&P 500 berjangka naik 1,4% dan Nasdaq 100 berjangka naik 2,0%.
Apple dan Amazon mengakhiri musim pendapatan untuk Big Tech setelah bel, dengan Apple perlu meyakinkan pasar bahwa produksi iPhone di China tidak akan terlalu terpengaruh oleh serentetan penguncian Covid-19. Untuk Amazon, fokusnya adalah pada apakah bisnis Cloud-nya dapat mempertahankan keunggulannya atas Microsoft (NASDAQ: MSFT), dan apakah bisnis ritelnya dapat mengatasi lonjakan biaya pengiriman.
4. Bellwether Caterpillar mengalahkan ekspektasi, tema inflasi berjalan melalui pembaruan raksasa konsumen
Badai pendapatan berlanjut dengan intensitas yang tidak berkurang, dengan berbagai perusahaan di seluruh ekonomi melaporkan.
Caterpillar, yang secara luas dipandang sebagai penentu arah bagi perekonomian secara umum, memberikan pendapatan kuartalan sekitar 10% di atas ekspektasi pada $2,88 miliar, sementara raksasa farmasi Merck (NYSE: MRK) meningkatkan perkiraan setahun penuhnya setelah awal yang kuat hingga 2022.
Raksasa konsumen Altria (NYSE: MO) dan McDonald's (NYSE: MCD) akan memberikan pandangan penting sebelum bel, sementara semalam, Unilever (NYSE: UL) dan pembuat bir Denmark Carlsberg (OTC: CABGY) keduanya memperingatkan bahwa inflasi biaya input diatur ke menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. Penambang Glencore (OTC: GLNCY) naik setelah memangkas perkiraan outputnya untuk logam penting baterai tembaga dan kobalt.
Samsung (KS: 005930) sementara itu melaporkan kuartal Maret terkuat sejak 2018.
5. Perusahaan gas UE menyerah di bawah tekanan Rusia
Perselisihan antara Eropa dan Rusia mengenai pengiriman energi semakin intensif, karena Komisi Eropa memperingatkan perusahaan-perusahaan UE untuk tidak mematuhi tuntutan Rusia untuk membayar gas mereka dalam rubel.
Raksasa minyak dan gas Italia Eni dilaporkan salah satu dari sekitar 10 pembeli Eropa gas Gazprom yang telah diterapkan untuk membuka rekening rubel di Gazprombank untuk memenuhi permintaan Rusia bahwa mereka membayar dalam mata uang Rusia daripada dalam euro atau dolar. Komisi Uni Eropa memperingatkan bahwa ini akan melanggar sanksi yang ada terhadap Rusia.
Benchmark European Natural Gas Futures turun 4,6% menjadi 102,5 euro per megawatt-jam. Analis telah menafsirkan pertengkaran atas pengiriman gas sebagai tembakan peringatan kepada pelanggan Eropa yang lebih besar, Italia dan Jerman, dalam apa yang Kremlin semakin gaya sebagai perang eksistensial melawan NATO, daripada operasi terbatas untuk 'membebaskan' penutur bahasa Rusia di Ukraina timur.
Satu-satunya sisi baiknya sebagian besar adalah hasil dan pandangan Q1 yang baik dari perusahaan. Minggu depan, volatilitas akan tetap tinggi, dan laju laporan pendapatan perusahaan akan meningkat.
Pemenang dan Pecundang Minggu Ini
Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pembaruan Pasar Mingguan Jumat 22 April 2022
Avis Budget (+16%): Saham yang terkait dengan sektor pariwisata telah bangkit minggu ini. Perusahaan rental mobil AS juga diuntungkan oleh Barclays yang menaikkan rekomendasinya dari Underweight menjadi Neutral, meskipun analis bank mempertahankan penilaian di bawah level saat ini.
Mesin Bisnis Internasional (+10%): Hasil kuartalan grup telah menarik investor. Khususnya karena mereka didorong oleh penawaran cloud grup, yang sebelumnya dianggap tertinggal dari para pesaingnya di area ini.
Shopify (-17%): Minggu yang sulit bagi bintang Kanada, karena investor menjauh dari sektor teknologi. Pengumuman diskusi untuk membeli startup teknologi Deliverr tidak membantu.
Didi Global (-30%): Keputusan untuk meninggalkan daftar AS terus membebani mitra Uber di China. Pemegang saham belum memberikan suara pada kesepakatan itu.
Netflix (-36%): Grup kehilangan pelanggan di awal tahun dan pasar kehilangan kepercayaan pada model tersebut. Bahkan Bill Ackman, yang bergabung dengan ibu kota pada Januari, menjual semuanya. Krisis pertumbuhan streaming bertepatan dengan pertanyaan tentang model bisnis, termasuk kurangnya iklan dan kemudahan pertukaran akses pelanggan.
AngloAmerican (-15%): Penambang mengalami minggu yang sulit, karena mengungkapkan bahwa produksi setara tembaganya turun 10% pada kuartal pertama. Banyak analis menurunkan peringkat saham.
Carvana (-12%): Spesialis mobil bekas AS, mengumumkan penurunan penjualan kuartalan yang pertama. Dealer akan menjual $2 miliar saham, antara lain, untuk mengatasi angin sakal ini.
Komoditas
Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pembaruan Pasar Mingguan Jumat 22 April 2022
Urutan mingguan bearish untuk pasar minyak, yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan di Ukraina. Lebih khusus lagi, evolusi produksi Rusia yang dipantau secara ketat, dalam konteks di mana pasokan sedang berjuang untuk memenuhi permintaan.
Dalam hal ini, penurunan pertumbuhan global IMF telah menyebabkan kekhawatiran pengetatan permintaan minyak, yang menjelaskan pelonggaran harga minggu ini. Minyak mentah Brent diperdagangkan pada sekitar USD 106 per barel, dibandingkan dengan USD 103 untuk minyak AS, WTI.
Logam mulia telah terpukul minggu ini, dihukum oleh perubahan nada Fed, yang telah memperkuat greenback dan imbal hasil obligasi, banyak yang mengecewakan relik barbar. Sebagai tanda kapitulasi, emas secara bertahap bergerak menjauh dari angka USD 2.000. Penurunan tajam ini juga mempengaruhi perak (yang diperdagangkan pada USD 24,3) serta platinum (USD 930).
Perhatikan bahwa paladium telah terhenti minggu ini, kinerja yang lebih baik yang terkait dengan bobot signifikan Rusia dalam produksi logam ini, yang menyumbang hampir sepertiga dari pasokan global. Adapun logam industri, umumnya waktu untuk bernafas karena kenaikan greenback. Hanya harga nikel (USD 33775) yang tetap relatif kuat. Tembaga telah berfluktuasi dan diperdagangkan sekitar USD 10.300 di LME.
Sepatah kata tentang komoditas pertanian dengan kayu, yang harganya telah naik kembali di atas USD 1000, meningkat 15% dalam lima hari. Harga kayu telah turun drastis karena meningkatnya persediaan dan berkurangnya gangguan rantai pasokan. Di Chicago, gandum dan jagung telah menyerah dan masing-masing dibeli pada 1070 dan 780 sen per gantang.
Ekonomi Makro
Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pembaruan Pasar Mingguan Jumat 22 April 2022
Minggu ini tidak terlalu produktif dalam hal indikator ekonomi makro, atau lebih tepatnya, mereka tidak memberikan banyak informasi. Pejabat Fed terus mempersiapkan investor untuk lingkungan tingkat yang lebih tinggi. Ketua Fed Jerome Powell sendiri meniup harapan terakhir dari pengetatan moneter gerak lambat pada hari Kamis: pernyataannya meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga setengah poin pada 4 Mei menjadi 100% atau mendekatinya.
Tekad The Fed untuk menaikkan suku dengan cepat menyebabkan imbal hasil utang AS meningkat, dengan jatuh tempo 10 tahun di 3,95% pada akhir minggu, disertai dengan inversi baru dari kurva imbal hasil, sedangkan imbal hasil 5 tahun tepat di atas 3% sekaligus. Di Eropa, Bund Jerman mencapai 0,94% dan OAT Prancis 1,39%. Utang Swiss ditutup pada 0,84%.
Di pasar valuta asing, dolar melanjutkan kenaikannya terhadap mata uang Asia, terhadap yen di JPY 128,398 dan terhadap yuan di CNY 6,4927. Pasangan euro/dolar telah melihat beberapa goncangan, tetapi greenback bertahan di USD 1,0820.
Cryptocurrency : Bitcoin masih tidak dapat keluar dari zona $40.000 yang telah berlangsung selama lebih dari 10 hari sekarang. Lateralisasi harga mata uang digital yang cukup untuk menguji saraf investor kripto. Para pemain cryptosphere membiarkan diri mereka terbawa oleh situasi ekonomi makro yang suram, yang memiliki sedikit atau tidak ada katalis bullish yang inheren untuk menghidupkan kembali pasar aset crypto.
Minggu depan, tiga tanggal besar tersedia di AS: pesanan barang tahan lama Maret (Selasa), perkiraan pertama PDB Q1 (Kamis) dan inflasi PCE Maret (Jumat). Juga di tekan adalah indeks bisnis Ifo Jerman untuk April (Senin) dan perkiraan inflasi April zona euro (Jumat).
Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Menguasai Pasar
Doc. Pribadi Untuk Ilustrasi Gambar Blog Suriya-Aceh Info-Anak-Meulaboh: Pembaruan Pasar Mingguan Jumat 22 April 2022
Pedagang menjauh dari saham pertumbuhan, karena menjadi jelas bahwa kenaikan 50 basis poin direncanakan bulan depan, dan mungkin yang lain dengan urutan yang sama untuk menjaga harga tetap terkendali.
Tidak ada yang tahu persis apa konsekuensi dari pengetatan moneter ini, yang memicu volatilitas. Investor sekarang dipaksa untuk menghadapi kenyataan bahwa uang tidak akan terus mengalir begitu banyak...
Mereka akan mengamati dengan cermat hasil perusahaan yang akan dirilis minggu depan, untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang keadaan ekonomi.