Home » » Problematika Ummat Islam Par-2

Problematika Ummat Islam Par-2

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Problematika Ummat Islam Par-2-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Problematika Ummat Islam Par-2 Di dalam bukunya, Muhammad Qutb selanjutnya menulis:

Pada saat manusia hidup mengikuti tuntunan ilahi dan mengikuti petunjuk serta hidayah-Nya, pada saat manusia telah benar-benar percaya kepada Allah, pada saat manusia bersembah sujud kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan thaghut-thaghut di muka bumi, pada saat manusia tak menyombongkan diri dengan meninggalkan syari'at ilahi dan membuat syari'at untuk dirinya sendiri, dan tidak memperkosa otoritas Allah sebagai Dzat satu-satunya yang berhak menentukan hukum; pada saat itu lenyaplah semua bentuk penyelewengan, kezaliman, penderitaan dan siksaan yang menimpa manusia akibat penyelewengannya dari akidah yang lurus. Pada saat itu tidak ada lagi perkosaan terhadap hukum, tidak ada manusia mendewa-dewakan dan tidak ada orang yang dapat bebas kemauannya kepada orang lain. (hal. 288)

Ketika Bertrand Russel mengumandangkan kata-katanya yang tersohor: “Zaman kekuasaan kulit putih telah berakhir…”, ia sama sekali tidak mengucapkannya sebagai ramalan. Ia mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya terjadi di muka bumi, kenyataan yang dilihat oleh seorang filosof masa kini dengan pemikirannya yang tajam, kenyataan yang tidak dapat dilihat oleh manusia awam di dunia, terutama yang menyandang “kaum terpelajar”. (hal. 259). Sesungguhnya yang dilihat oleh Russel adalah kejahiliyahan yang menantikan seluruh aba-aba keruntuhannya. Kehancuran itu tidak otomatis akan bermanfaat bagi umat manusia.

Hancurnya kejahiliyahan hanya membuka kesempatan bagi umat manusia untuk didasarkan pada kebajikan, bila mereka mau mengikuti petunjuk yang telah digariskan oleh tuntunan ilahi, serta yakin bahwa petunjuk itu merupakan kebenaran dari Allah sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri . Jika manusia tidak menggunakan kesempatan itu dan tidak berusaha sungguh-sungguh untuk memastikan kebenaran Allah di muka bumi, maka kebajikan itu tidak akan datang – secara otomatis kepada mereka; bahkan sebaliknya, mereka hanya akan pindah dari satu kejahiliyahan ke kejahiliyahan yang lain dan dari thaghut yang satu ke thaghut yang lain. (hal. 259-260)

Dalam kejahiliyahan manusia modern telah mengalami berbagai tatanan yang mencemaskan fikiran dan perasaannya. Kemudian dengan semua pengalaman manusia itu ternyata semakin bingung, semakin menderita, semakin meningkat dan kehilangan sendi-sendi kehidupannya, sehingga menjadi gila atau gila. Karena itu tidak ada pilihan lain bagi manusia: Allah atau hancur! Setelah manusia menghayati pengalaman-pengalaman pahit-getir di bawah naungan jahiliyah modern, sunatullah itu menginspirasikan pilihan: kembali kepada tuntunan ilahi atau hancur! (hal.260)

Semua jenis kejahiliyahan masih akan bertahan selama di dalamnya terdapat beberapa kepingan, hingga saat kejahatannya telah menelan habis sisa-sisa yang tinggal. Pada saat ini kami telah tercekik semua dan tak dapat bernafas lagi. Pada saat masalah telah mencapai titik itu, terjadilah campur tangan kehendak ilahi dan terjadi pulalah perubahan. Namun kehendak ilahi itu mengubah keadaan lewat usaha dan gerak manusia sendiri. Mengenai hal itu Allah telah berfirman:

اللَّهَ لَا ا ا ا


“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra'du 11)

Campur tangan tersebut tegas dan keras: semua penjuru bumi akan tenggelam di dalam kezaliman. Atau, umat manusia menerima hidayah dan kembali Allah. Pada saat itulah manusia akan memasuki agama Allah secara berbondong-bondong. Kita semua adalah manusia-manusia yang berbaik sangka dalam menghadapi taqdir Allah. Kita tidak berprasangka buruk bahwa Allah SWT telah menetapkan suratan taqdir yang menghendaki kehancuran umat manusia. Kalau demikian halnya, maka tidak ada pilihan lain kecuali Islam, karena Allah telah berfirman:

الدِّينَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ


“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran19)

Sepanjang sejarah belum pernah ada sesuatu yang dapat melepaskan umat dari kejahiliyahan, kecuali Islam dalam maknanya yang luas dan menyeluruh, yaitu agama Islam yang diturunkan oleh Allah umat manusia melalui para Nabi dan Rasul: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad - shalawatullah 'alaihim . (hal. 262)

Kita akan dapat mengetahui bagaimana semua masalah itu akan menjadi lurus pada saat pikiran dan perasaan manusia telah menjadi lurus, karena pikiran adalah titik tolak semua perilaku manusia. Bila pikiran menyeleweng, perilakupun turut menyeleweng, dan bila pikiran telah menjadi lurus, maka perilakupun akan menjadi lurus. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah terjadi dalam pikiran yang lurus, yaitu di kalangan umat Islam yang secara langsung dibina dan diasuh sendiri oleh Rasul Allah saw; suatu ummat yang oleh Penciptanya disebut:

لِلنَّاسِ الْمَعْرُوفِ


الْمُنْكَرِ اللَّهِ


“Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, kebajikan dan mencegah kemungkaran serta beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran 110)

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Problematika Ummat Islam Par-2-"
ketika itu, semua segi kehidupan berjalan lurus dan menggerakkan kebangkitan besar dalam sejarah. Gerakan menerapkan tuntunan ilahi berjalan lancar dan hidayah ilahi-pun tersebar luas ke berbagai penjuru dunia. (hal.263). Semua yang telah diselewengkan oleh jahiliyah modern akan dapat dibetulkan oleh Islam. Penyelewengan terbesar yang ditimbulkan oleh segala jenis kejahiliyahan dan segala sesuatu yang berupa perbaikan pikiran dan perilaku, kebingungan, dan pengungkapan, muncul pada penyelewengan pikiran mengenai “Tuhan”. Itulah yang menjadi pangkal tolak semua penyelewengan manusia sehingga tidak lagi bersembah sujud kepada Allah dan tidak mau mengikuti agama-Nya sebagai tuntunan hidup satu-satunya.

Bukan secara kebetulan atau tanpa tujuan jika ayat-ayat Al-Qur'an yang turun di Makkah selama tiga belas tahun merupakan masalah pokok, yaitu tentang aqidah . Itu bukan semata-mata karena orang-orang Arab pada masa itu masih tenggelam dalam paganisme. Akan tetapi di samping itu juga karena hal tersebut merupakan poros seluruh kehidupan manusia. (hal.264). Maka, kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa menghadapi problematika masa kini, ummat Islam berpendapat: ISLAM IS THE SOLUTION.

Wallahu a'lam bish-shawwaab.

0 Responses to komentar:

Post a Comment

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Peraturan Berkomentar
[1]. Dilarang menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktif, dsb
[2]. Dilarang Berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politik, Provokasi,
[3]. Berkomentarlah yang Sopan, Bijak, dan Sesuai Artikel, (Dilarang OOT)
[3]. Bagi Pengunjung yang mau tanya, Sebelum bertanya, Silakan cari dulu di Kotak Pencarian

“_Terima Kasih_”